mencari cara dan cari tahu
Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
pernah berpesan kepada umat Islam untuk menjauhi prasangka buruk, karena
prasangka buruk termasuk sedusta-dusta perkataan.
Hadits
Riwayat Muttafaq Alaih
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ الْحَدِيث(متفق عليه)
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasululloh.” Jauhkanlah dirikamu
daripada sangka (jahat) karena sangka (jahat) itu sedusta-dusta
omongan,(hati)”. (HR. Muttafaq Alaih)
Hadits
Riwayat Bukhori
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ الْحَدِيث ،وَلاَتَحَسَّسُوا وَلآتَجَسَّسُوْا وَلآتَحَاسَدُوا وَلآتَدَابَرُواوَلآتَبَاغَضُوا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا (رواه البخارى)
Artinya:
“Jauhilah sifat berprasangka karena sifat berprasangka itu adalahsedusta-dusta
pembicaraan. Dan janganlah kamu mencari kesalahan, memata-matai,janganlah kamu
berdengki-dengkian, janganlah kamu belakang-membelakangi danjanganlah kamu
benci-bencian. Dan hendaklah kamu semua wahai hamba-hamba Allahbersaudara.”
(HR. Bukhori)
Penjelasan
hadits diatasadalah sebagai berikut :
Buruk
sangkadi dalam agama Islam disebut suuzan. Kebalikannya adalah Husnuzan artinya
baiksangka. Buruk sangka hukumnya haram, karena akan merusak keharmonisan
rumahtangga, keluarga, maupun keharmonisan kehidupan masyarakat.
Allah
SWTmenyerukan kepada orang-orang yang beriman agar menjauhi prasangka,
karenaprasangka itu termasuk dosa dan kesombongan.
Hadits
tersebutmemberi peringatan dan pelajaran kepada kita semua banyak terjadi
persengketaandalam bermasyarakat karena sikap buruk sangka. Kadang-kadang
masalah kecil bisamenjadi besar sehingga timbul rasa dengki dan dendam yang
berkepanjangan. Oleh sebabitu, setiap orang yang ingin mendapat ridha Allah
hendaklah selalu berprasangkabaik (husnuzon).
Secara
individual prasangka buruk dapat menyebabkan tumbuhnya sikap negatif, rasa
curiga, dan ketidak-nyamanan dalam diri sendiri. Orang yang berprasangka buruk
dan curiga terhadap orang lain setiap saat akan merasa tidak aman, merasa
terancam oleh sesuatu yang sebenarnya hanya ada dalam angan-angan.
Dia merasa
terancam oleh bahaya yang sebenarnya tidak ada. Disamping hilangnya kenyamaan
dan keamanan, prasangka buruk akan menghancurkan rasa percaya kepada diri
sendiri. Artinya secara individu prasangka buruk dapat menyebabkan hilangnya
ketenteraman bathin, dan bila tidak segera diatasi dapat menyebabkan tumbuhnya
kepribadian yang buruk pada seseorang.
Seorang
suami yang berburuk sangka kepada istrinya akan selalu berusaha membuktikan
prasangka buruknya dengan jalan mengawasi istrinya selama 24 jam dalam sehari.
Istri yang selalu dicurigai akan merasa serba salah dan kehilangan kenyamanan
hidupnya. Prasangka buruk yang berlebihan juga akan menyebabkan suami salah
memberikan penilaian terhadap sikap dan tindakan istri. Kesalahan kecil bisa
nampak besar, sehingga membahayakan keutuhan rumah tangga mereka. Begitu pula
sebaliknya bila istri berprasangka buruk kepada suaminya.
Disamping
itu secara sosial prasangka buruk akan menyebabkan ketidak-nyamanan dalam
pergaulan, merenggangkan hubungan persahabatan, hilangnya rasa saling percaya,
dan tumbuhnya rasa saling curiga. Padahal hilangnya rasa saling percaya dan
berganti dengan saling curiga dapat berakibat hancurnya rasa kebersamaan.
Artinya
solidaritas sosial yang dibangun atas dasar kebersamaan dalam kekeluargaan akan
hancur bila individu-individu penyusunnya digerogoti oleh virus buruk sangka.
Dalam mengatur ummat, mengatur masyarakat, atau mengatur negara seorang
pemimpin memerlukan mandat dari ummat atau rakyat. Mandat itu diberikan atas
dasar rasa saling percaya, bukan rasa saling curiga.
Seorang
presiden sebagus apapun akhlaqnya dan sehebat apapun akalnya tidak akan bisa bekerja
dengan maksimal bila selalu direcoki oleh prasangka buruk berbagai pihak. Oleh
lawan politik atau kelompok destruktif prasangka buruk itu dimanfaatkan sebagai
amunisi untuk menembaknya jatuh dari kekuasaan. Bahkan dua negara bertetangga
bisa terlibat perang, bila hubungan antara pemimpin kedua negara tersebut
dikotori oleh prasangka buruk.
Saudaraku,
sesama umat Islam, sesama harakah Islam yang sama-sama ingin meninggikan
kalimat Allah hendaknya kita meninggalkan prasangka buruk, karena prasangka buruk
berpotensi meruntuhkan ukhuwah islamiyah yang menyebabkan hilangnya kekuatan.
Artinya
prasangka buruk dapat menjadi sebab pudarnya ukhuwwah islamiyyah. Dan runtuhnya
kekuatan umat Islam, bukan karena faktor dari luar, tetapi justru dari dalam
umat islam sendiri. Kalau sudah demikian maka yang beruntung adalah musuh-musuh
Islam.
Betapa
besarnya potensi negatif prasangka buruk terhadap kehidupan manusia baik secara
individual maupun sosial, maka wajar kalau Allah memerintahkan ummat Islam
untuk menjauhi prasangka buruk.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Firman
Allah, ” WAHai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. …”. [QS
Al-Hujuraat : 12].
Tentu saja
yang dimaksud sebagian prasangka yang bernilai dosa itu adalah prasangka buruk.
Marilah kita tinggalkan prasangka buruk dan tumbuhkan prasangka baik untuk
membangun kembali ukhuwwah islamiyah demi kejayaan Islam dengan pertolongan
Allah.