Tuesday, July 26, 2016

SABAR DAN IHLAS MENGHADAPI MASALAH

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah mendapatkan suatu permasalahan dalam kehidupannya. Sabar dan ikhlas sulit dilakukan jika seseorang tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Kita sebagai manusia seringkali membahasakan ujian yang tidak menyenangkan sebagai sebuah permasalahan.
Oleh karena itulah, kita seyogyanya mampu memandang permasalahan hidup tidak hanya dari sisi negatifnya saja, tapi juga dari sudut pandang lain yang bernilai positif. Misalnya saja, jika selama ini kita menganggap ujian sebagai sebuah peringatan bagi manusia yang lalai, maka ada baiknya juga jika sesekali kita menganggap permasalahan tersebut sebagai cobaan untuk kita agar bisa meningkatkan derajat keimanan kepada Allah. Berbagai permasalahan hidup yang seringkali dikeluhkan oleh manusia adalah mengenai harta fisik yang membuat kita sering merasa kekurangan. Padahal, materi seperti itu bukanlah hal utama yang harus kita kejar demi mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Dengan adanya permasalahan tersebut, justru seharusnya kita merasa gembira karena hal tersebut berarti bahwa Tuhan memberikan perhatian lebih kepada kita sebagai umat-Nya. Beragam permasalahan yang diberikan Allah kepada kita juga merupakan refleksi bahwa kita merupakan orang yang diberi kemampuan dan tanggung jawab untuk bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Mari kita amati firman Allah swt dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 115-157 yang artinya :“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar…”.
Seringkali seeorang justru mampu bersabar dan ikhlas, di saat dia menerima ujian dari Allah dengan hal yang menyenangkan. Tapi dengan hal sebaliknya, maka kebanyakan dari kita kebanyakan begitu sulit menerimanya. Stres, terpukul, bersedih hati, meratapi nasib dan merasa kehilangan yang sangat berat seharusnya tidak perlu kita alami. Juga coba kita lihat arti Al Qur’an surat Al ‘Ankabuut ayat 2 berikut ini : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
Ayat tersebut merupakan sebuah dalil yang menguatkan pemahaman mengenai ujian bagi orang-orang yang hendak beriman kepada Allah. Jadi, jika kita menerima sebuah ujian dan cobaan, anggaplah hal tersebut sebagai ujian yang mampu membuat kita lebih dekat kepada Allah dan segala yang diperintahkan-Nya. Dengan cara tersebut, kita akan senantiasa belajar untuk bisa sabar dan ikhlas, tanpa sering mengeluh, bahkan melakukan tindakan yang bernilai negatif akibat rasa putus asa yang kerap muncul dalam pikiran manusia saat dilanda kesedihan, kekurangan, dan ujian lainnya yang diberikan oleh Allah.

Sabar itu Tak Ada Batasnya
Banyak sekali orang yang mengungkapkan “kesabaran itu ada batasnya” ketika mereka sudah mengalami jalan buntu atau sesuatu yang sulit dicari jalan keluarnya. Padahal, Allah senantiasa menyediakan jalan keluar bagi setiap permasalahan hidup manusia di dunia asalkan mereka mampu ikhlas dan sabar saat menghadapi ujian dan cobaan tersebut. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka kita juga harus melihat segala permasalahan hidup sebagai sebuah penyakit yang pasti bisa disembuhkan atas izin dan kehendak Allah. Pemahaman kita bahwa sabar itu berbatas, akan membuat kita lemah dan sulit untuk tegar dalam menerima segala permasalahan yang pada dasarnya datang dari Allah swt. Batin kita akan merasa ‘kerdil’ dan akan cenderung lepas kontrol dengan sebuah alasan bahwa ‘sabar itu ada batasnya’.
Padahal bukankah kita tahu seperti firman Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 286 bahwa sesungguhnya ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Allah swt sangat paham kemampuan kita, jadi Allah swt. tidak akan mungkin memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
Sesungguhnya sabar dan ikhlas adalah perintah dari Allah swt. yang wajib kita laksanakan seperti halnya dengan kewajiban shalat fardhu yang harus dilaksanakan 5 waktu, bedanya, bila sholat dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan, sedangkan sabar dan ikhlas wajib dilaksanakan semenjak awal tertimpa masalah.
Seperti yang tertera dalam firman Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al-Kahfi ayat 7 yang artinya sebagai berikut: ”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagi manusia, agar kamu menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi yang terbaik, seseorang perlu diuji terlebih dahulu. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari pun kita selalu dibekali dengan ujian untuk naik kelas ketika bersekolah. Begitu juga dengan tingkat keimanan seseorang yang kualitasnya jauh lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan sebatas kualitas prestasi di dunia. Keimanan dan ketakwaan adalah prestasi terbesar yang bisa didapatkan oleh umat manusia di hadapan Allah.
Oleh karena itu, segera enyahkan pemikiran bahwa sabar itu ada batasnya. Tuhan tidak pernah memberikan batas apapun untuk kebaikan. Begitu juga dengan kesabaran dan keihklasan yang kita miliki.

Cara Bersabar dan Ikhlas
Seringkali ketika kita mendapatkan suatu permasalahan, kita justru berprasangka buruk bahwa Allah pilih kasih dan tidaksayang kepada kita. Padahal supaya permasalahan yang kita hadapi terasa ringan, maka kita harus menjaga persangkaan yang baik (husnudzan) kepada Allah swt. terhadap ujian permasalahan yang diberikan pada kita. Dengan perasaan positif tersebut kita akan mampu bersabar dan bisa berfikir jernih untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Kita harus berusaha sabar dan ikhlas.
Coba kita renungkan firman Allah swt. dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 153 berikut ini : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Kita harus menyadari dengan keimanan kita bisa ikhlas menerima segala ketentuan Allah swt, karena segala hal yang terjadi, sudah ditetapkan Allah swt dalam Lauhfudz Mahfuzh. Menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan adalah kewajiban. Jika kita tidak sabar dan ikhlas apa manfaat yang bisa kita ambil dari segala permasalahan yang kita alami?
Coba kita renungkan kembali, jika kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian kesulitan, kesedihan, segala permasalahan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka Insya Allah, akan terasa ringan ujian tersebut.
Percayalah! Bila musibah baik besar ataupun kecil menimpa kita, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun yang artinya ‘sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali’.
Selain itu ikutilah ucapan itu dengan sebuah do’a yang diajarkan oleh Rasulullah saw sebagai berikut :“Ya Allah, beri aku nilai berharga dari musibah yang kualami dan gantilah dengan sesuatu yang lebih baik”. Kita harus sadar bahwa Allah swt. adalah pemilik sesungguhnya segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari hal ini hanyalah titipan dari Allah swt, maka begitu Allah memintanya dari kita, Insya Allah kita akan lebih mudah mengikhlaskannya.
Sabar dan ikhlas adalah kunci utama dalam menghadapi permasalahan yang ditimpakan kepada kita. Hanya dengan sabar dan ikhlas pula semua permasalahan tersebut akan terasa ringan untuk kita hadapi dan akan membuahkan kebahagiaan hidup. Oleh sebab itu, latihlah hati dan pikiran kita sejak dini agar senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan umat-Nya di muka bumi ini. Dengan prasangka baik tersebut, insya Allah kita juga bisa mengasah kualitas kesabaran dan keihlasan kita dalam menjalani kehidupan ini.
Berbagai permasalahan hidup tidak akan lagi kita pandang sebagai sebuah hambatan yang mampu mengubah jalan hidup menjadi lebih buruk. Akan tetapi sebaliknya, kita akan senantiasa menganggap bahwa segala permasalahan hidup yang kita lalui merupakan gerbang pembuka bagi kita untuk melangkah menjadi lebih baik.
Sabar dan ikhlas yang terus menerus dijalani akan membuahkan hasil yang manis, yakni keterntraman dan kedamaian di dunia dan di akhirat. Karena sebenarnya, tidak ada lagi sesuatu yang diharapkan oleh sleuruh umat manusia kecuali kedua hal tersebut.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

senyuman adalah awal dari kasih sayang, maka tersenyumlah!

Senyum Awal Dari Kasih Sayang Sejatinya senyum adalah jendela hati. Dari senyuman kita bisa mengetahui suasana dan isi hati seseorang. ...

Wikipedia

Search results